Rabu, 02 Februari 2011

Kutetap Menanti

Meski dirimu bukan milikku
Namun hatiku tetap untukmu
Berjuta pilihan disisiku
Takkan bisa mengantikanmu

Walau badai menerpa
Cintaku takkan ku lepas
Berikan kesempatan untuk membuktikan
Ku mampu menjadi yang terbaik
Dan masih menjadi yang terbaik

Ku akan menanti
Meski harus penantian panjang
Ku akan tetap setia menunggumu
Ku tahu kau hanya untukku

Biarkan waktuku
Habis oleh penantian ini
Hingga kau percaya betapa besar
Cintaku padamu ku tetap menanti

Walau badai menerpa
Cintaku takkan ku lepas
Berikan kesempatan untuk membuktikan
Ku mampu jadi yang terbaik
Dan masih jadi yang terbaik

Ku akan menanti
Meski harus penantian panjang
Ku akan tetap setia menunggumu
Ku tahu kau hanya untukku

Biarkan waktuku
Habis oleh penantian ini
Hingga kau percaya betapa besar
Cintaku padamu ku tetap menanti

Penantian panjang

Ku akan menanti
Meski harus penantian panjang
Ku akan tetap setia menunggumu
Ku tahu kau hanya hanya untukku

Biarkan waktuku
Habis oleh penantian ini
Hingga kau percaya betapa besar
Cintaku padamu ku tetap menanti

Cintaku padamu..
Ku tetap menanti

Meski dirimu bukan milikku
Namun hatiku tetap untukmu

Rabu, 04 Agustus 2010

Five Minutes Rilis Album Kedelapan

FIVE Minutes yang diawaki Richie Setiawan (vokal), Ricky (kibor), Drie Warnanta (bas), Aria Yudistira (drum), dan Rulhilman (gitar), merilis album kedelapan, Satu Hati, pertengahan April lalu. Nuansa rock yang dibalut dengan lirik-lirik romantis ala FM seperti di album sebelumnya, Semua Sendiri, masih kental terasa. Salah satunya bisa didengarkan di singel pertama “Sumpah Mati”.
“Masing-masing dari kami mengusung tema Rockmantic. Cuma yang membedakan, ada beberapa lagu FM terdahulu kami aransemen lagi. Dan juga karya cipta Ricky FM yang pernah dipopulerkan oleh penyanyi lain, kami bawakan lagi dengan warna musik FM sekarang,” jelas Richie sembari menambahkan kalau Fivers, sebutan untuk penggemar Five Minutes, juga terlibat di album ini.
“Kami dekat banget dengan mereka. Bahkan, Ricky juga menciptakan satu buah lagu buat yang berjudul “Aisah”. Iramanya Melayu, tapi dikemas dengan cara FM,” sambung dia. Kenapa bukan “Aisah” singel pertamanya? Maunya sih itu, kata Richie. Tapi karena label maunya “Sumpah Mati” lebih dulu, ya mau dibilang apa lagi.
“Kami penginnya memang “Aisha”. Tapi bagaimana pun juga anak band yang bernaung di label, pasti kalah. Jadi kami turuti saja dulu apa kata label,” pasrah Richie berharap “Aisah” akan dijadikan singel kedua.
“Insya Allah doain aja.” Kekecewaan Five Minutes tidak berhenti sampai situ. Sejak awal, Richie akui, mereka kurang mendapat dukungan dari label. Salah satunya, semua klip dibikin dengan biaya sendiri.
“Kecewalah. Tapi ini jadi pelajaran buat kami,” bilang pacar Tantri Kotak ini.
Ini, ditegaskan Richie, jadi album terakhir Five Minutes di label tersebut. Selanjutnya, FM akan mencari label baru yang diharapkan dapat mengakomodir segala keinginan mereka. Paling tidak, mengurusi juga launching album mereka. Tidak seperti sekarang. Kenapa tidak bikin label sendiri, seperti Slank dan Netral?
“Saat ini masih belum. Mungkin nanti ke depannya,” kata Richie mengharapkan FM terus eksis sampai kapan pun.